Rabu, 12 November 2008

Pesanku

Bila badanku nanti telah mati
Terhantar lemah tiada terasa
Suaraku diam, tiada lagi
Bernyanyi dalam pujangga masa
Kuburkan daku, kawan-kawan ku
Ditepi lautan biru permai
Jiwaku salalu cintakan lagu
Lautan abadi rindukan pantai
Di tempat sepi, dimana hanya
Dapat didengar suara lautan
Dan atmosfer membuat jiwa
Hiba memandang gambar kenangan
Di sana ku ingin berkubur
Di tepi lautan simbol tidur
Seperti anak sentosa jiwaku
Di pangkuan Bunda Indonesiaku

Ku Sangka Dulu

Ku sangka dulu luka jiwaku
Tiada kan dapat sembuh lagi
Ku sangkaku kan selalu
Putus harapan, ingin mati
Tapi waktu penawar yang sakti
Dapat menutup luka jiwaku
Dan diatas luka yang dulu
Tumbuh indah mawar cintaku

Tips belajar

Buat kita-kita yang belajarnya kurang efektif, ada beberapa saran agar belajar kita jadi efektif :
1. Belajar setiap hari
2. Tanyakan sampai jelas hal yang belum dipahami.
3. Baca materi N referensi buat pelajaran basok.
4. Buat daftar pertanyaan.
5. Cari referensi sebanyak-banyaknya.
6. Rajin berdiskusi bersama teman.

Tips-tips mencatat efektif :
* Buat tulisan yang rapi.
* Beri warna-warna yang mencolok agar menarik.
* Tulis judul dan subjudul dengan tulisan yang besar-besar dan beri jarak 1 baris.
* Beri kata-kata motivasi di halaman atau bagian bawah untuk mensupport.

Kamis, 06 November 2008

Tips

Jurus jitu agar belajar jadi istimewa

· Siapkan segala perlengkapan untuk belajar, jangan ada yang tertinggal termasuk pulpen.
· Letakkan kamus dan berbagai rumus di tempat yang mudah dijangkau.
· Singkirkan semua barang yang tidak perlu.
· Jangan membawa makanan atau minuman.
· Tutup pintu ruang belajar agar tercipta suasana tenang. Ketenangan ini akan membantu   memahami ilmu yang kita pelajari.
· Jangan membunyikan apapun termasuk radio dan TV.
· Siapkan hati agar belajar dengan senang.
· Sebelum belajar, makan secukupnya biar nggak ngantuk.
· Berusahalah untuk konsentrasi. Pusatkan perhatian pada apa yang kita baca.
· Setiap satu jam, lemaskan otot dengan melakukan gerakan ringan seperti peregangan otot.
· Apabila terasa haus, segeralah minum dan konsentrasi kembali.
· Usahakan untuk memahami setiap topik bahasan.
· Awali dan akhiri dengan doa karena Tuhan akan memberikan kemudahan.

Good Luck...

Kecerdasan Itu bisa Berkembang

Asalkan di rawat dengan baik, kecerdasan ini bisa terus muncul.
Hal yang hrus dipenuhi yakni :
~ Agar energi positif dapat mengalir, struktur saraf bagian bawah harus cukup berkembang.
~ Harus ada model untuk memberi rangsangan.
~ Harus merasa aman baik fisik maupun emosional.
Met mencoba yaw...

Sabtu, 01 November 2008

SEBEL!!!

Arghhh.....
Kenapa sih orang yg q cinta gak cinta sama aq????
Apa sih kekuranganku???
Cantik iya (kata ortu N sohib q)
Baik iya (kata temen2 q)
Pinter iya, jadi apa yang kurang???
Kenapa sih aq sering banget di kecewakan orang
Terutama mahluk yang namanya cowok...
COWOK emang dasar nge-BTin!!!
Fuck you... buat para cowok!!!

Senin, 27 Oktober 2008

Aku


Tuhan
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sumgguh
Mengingat kau penuh seluruh
cahya-Mu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku
Aku hilang bentuk remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling


- Chairil Anwar -



Rabu, 22 Oktober 2008

Harpot Guanteng...






Tanggal 4 Oktober 2008

Pagi itu nenekku ke sawah. Aq memaksa ikut untuk memanen kacang hijau di sawah. Ya maklumlah aq kan belum pernag yang namanya ke sawah??? Di kota kan nggak adsa sawah??? Kata Tante, aq nggak mungkin bisa tahn di sawah. Aq sih cuek aja. Katanya gatellah, panaslah, pokoknya macem-macem deh...

Sawahnya itu agak jauh dari rumah nenek jadi aq naik sepeda sama adek sepupuku. Aq ke sawah berangkat jam 06.30. Ku lewati pematang sawah yang jalannya itu lho kuecillll bgttt... Adek sepupuku itu berjalan cepet banget. aq sampe jatuh mengejarnya. Setelah sampai di sawah nenek, aq bersiap meakai sarung tangan dan topi biar nggak panas. lalu mulai kupetik kacang hijaunya. Warnanya itu hitam yang siap untuk dipetik. Eits yang hitam itu bukan dalemnya lho... Setelah beberapa lama, aq kecapean. Ternyata memetik kacang hijau sebentar aja udah capek??? Terus udah gitu panas lagi, padahal masih jam 8. Aq pulang sendirian soalnya aq udah capek banget... Pulang-pulang, tangan dan leherku gatal. Ya mungkin benar kata tante kalau bakalan gatel-gatel. Itu karena terkena semacam "lugut" orang jawa bilang. Langsung aja aq mandi... Aq nggak akan melupakan pengalam yang berharga itu ^_^

Jumat, 26 September 2008

Sodara Q


Aq N adek q (yg baju biru) lagi k Masjid Al-Akbar Sby.
Adek yang baju kuning tu adalah keponakan q.
Dia lagi maen kerumah q. Ya maklumlah rumahnya g di Sby. Liburan ini dia dan keluarganya maen ke rumah terus kita foto-foto deh di Masjid Al-Akbar maksudnya di menaranya. Ya sebagai kenag-kenangan gitu lho...



Minggu, 21 September 2008

Pantun


Sebatang kayu daunnya rimbun
Lebat bunganya serta buahnya
Walaupun hidup seribu tahun
Kalau tak sembahyang apa gunanya

Sabtu, 13 September 2008

Doaku

Dalam lelapku ku sebut nama-Mu
Dalam hembusan nafasku
Ku berzikir kepada-Mu
Tuhan penguasa alam
Setiap jengkal langkah hidupku
Ku ucapkan syukur atas karunia-Mu

Anugerah-Mu begitu berlimpah
Tuhan semoga Engkau
Selalu melimpahkan rahmat-Mu
Tuhan semoga Engkau
Menjadikanku manusia yang bersyukur
Manusia yang selalu mengingat kebesaran-Mu
Amin Ya Robbal 'Allamin...

Jumat, 12 September 2008

Kamut

Jika seorang pria mencintai wanita, pria itu hendaknya dapat menerima segala kekurangan dan kelebihan wanita yang dicintainya.
Jika wanita yang sangat dia cintai melakukan kesalahan, entah itu besar atau kecil maka pria itu Pasti akan memaafkannya.
dengan begitu itulah yang disebut cinta


Ketika Tuhan mengambil kebahagiaan kita, Tuhan pasti akan menggantinya dengan kebahagiaan yang lain.

Tidak ada jaminan kesuksesan, namun tidak mencobanya adalah jaminan kegagalan.

Orang yang paling miskin adalah orang yang tidak punya impian.

Tanpa impian semua hal tidak akan terjadi.

Kesalahan Cinta

Aku kursus bahasa Inggris udah dua bulan. Ditempatku kursus ada seorang cowok yang perhatian dan baik banget sama aku. Namanya Angga. Dia itu manis, nggak banyak omong, pinter pula. Sebenernya aku itu suka banget sama dia dan kayaknya dia juga suka sama aku. Buktinya aja Angga bela-belain membelikanku pulsa waktu pulsaku habis padahal aku nggak minta untuk di belikan pulsa. Selain itu dia juga mau nganterin aku pulang kursus.

Waktu aku sakit Angga menjengukku dan ngedoain biar aku cepet sembuh. Terus dia juga bilang kalau aku nggak kursus rasanya ada yang hilang. Wuih aku jadi malu banget. Angga juga meminjamkan catatan bahasa Inggris untukku. Setelah peristiwa itu aku jadi semakin yakin kalau Angga itu emang suka sama aku. Tapi aku masih bingung kenapa sampai sekarang dia belum juga bilang suka sama aku? Aku berfikir mungkin dia belum berani mengungkapkan perasaannya.

Setelah aku sembuh dari sakit, aku kembali masuk sekolah dan aku bisa kembali kursus. Ketika aku dikantin sekolah, Tomy sahabatnya Angga bilang tentang hal yang nggak kuduga. Tomy bilang kalau Angga itu sebenernya suka banget sama aku dan dia mau nembak aku. “Kamu serius Tom?“ Aku begitu terkejut sekaligus bahagia. “Iya aku serius. Kamu juga suka kan sama Angga?“ Tomy tersenyum jahil. “Iya sih tapi aku bingung Tom.“ Jawabku lemas. “Kenapa Cin? Takut patah hati?“ Tomy langsung menebak dengan tepat. “Iya sih aku masih trauma aja disakiti dan dikhianati sama cowok.“ Aku menceritakan semuanya. “Aku tahu siapa Angga. Kalau dia sudah suka banget sama cewek, dia nggak akan mengkhianati cewek itu.“ Tomy menjelaskan panjang lebar. Bel masuk berdering. Kami berdua bergegas menuju kelas. Saat aku berjalan menuju kelas, aku berfikir untuk mencoba percaya dengan apa yang dikatakan Tomy.

* * * * *

Sore ini aku harus berangkat kursus. Sudah lama aku nggak ketemu Angga. Ya maklumlah aku habis sakit, lagi pula aku dan Angga nggak satu sekolah. Entah kenapa jantungku deg-degan. Waktu ketemu Angga aku jadi salting. “Udah sehat?“ Tanya Angga padaku sambil tersenyum. “Iya.“ Jawabku dan tiba-tiba ketika aku duduk, kakiku tersandung kursi. Aduh sakit banget. “Kamu nggak apa-apa Cin?“ Tanya Angga sambil membantuku berdiri. “Nggak apa-apa kok. Thanks.“ Lalu aku duduk dan memegangi kakiku. “Cin pulang kursus aku pengen ngomong penting sama kamu.“ Angga terlihat serius dan agak gugup. Jangan-jangan Angga mau nembak aku. Waduh harus jawab apaan nih? “Cin gimana, bisa nggak? Nanti pulangnya aku anterin deh.“ Tanya Angga. “Iya boleh.” Aku sedikit bingung. Teett... teett... bel berdering. Tiba waktunya kami pulang. Aku dan Angga duduk di luar kelas. “Mau ngomong apa?“ Aku penasaran. “Em... aku... aku suka sama kamu. Kamu mau nggak jadi cewekku?“ Angga sedikit gugup. “Sebenarnya aku juga suka sama kamu, tapi Ang aku masih trauma sama kisah cintaku dulu. Aku takut disakiti dan dikhianati. Dan aku butuh waktu.“ Aku mencoba menjelaskan. “Butuh berapa lama agar kamu ngelupain trauma itu?“ Angga bertanya serius. “Aku nggak tahu. Mungkin bisa dua bulan, tiga bulan lagi.“ Dengan spontan aku ngomong gitu. Kamipun terdiam. “Aku akan nunggu kamu sampai kamu bisa ngelupain trauma itu.“ Angga menunjukkan kesungguhannya. “Ya terserah kamu.“ Aku jadi bingung. “Ya udah aku anterin kamu pulang. Inikan sudah malam?“ Angga terlihat kecewa. “Tapi kamu nggak apa-apakan?” Aku ngerasa nggak enak sama Angga. “Aku nggak apa-apa kok.” Aku diantar Angga pulang. Sebenarnya nggak enak aja udah nolak dia tapi dianterin pulang.

Aku menceritakan hal ini pada Ify sahabatku. Ify begitu kaget ketika tahu Angga yang dulu temen SMPnya nembak aku. Ify malah bilang hati-hati sama Angga. Dia itu anaknya nggak gampang maafin orang dan Angga itu pencemburu.

* * * * *

Dua bulan berlalu setelah Angga nembak aku. Kami masih berteman baik. Namun ada peristiwa yang nggak menyenangkan ditempat kursus. Waktu Tomy duduk disebelahku dan ngajak aku foto bareng di HPnya, Angga terlihat seperti orang marah. Padahal aku sama Tomy nggak ada hubungan apa-apa. Kita itu cuma temen. “Ngapain kamu foto-foto sama Cinta. Cinta itu punyaku!” Angga memarahi Tomy ketika kursus udah selesai. “Kalian belum jadiankan? So aku bebas dong ngapain aja sama Cinta?” Tomy membela diri. Mereka terlihat emosi dan Angga mau nonjok Tomy. Aku yang nggak sengaja melihat mereka bertengkar, langsung melerai mereka. “Kalian ini apa-apaan sih? Bertengkar di tempat umum.” Aku memandang mereka dengan kesal. “Aku nggak suka melihat kamu deket banget sama Tomy. Aku cemburu!” Angga begitu kesal. “Kalian ini bersahabat udah lama. Jangan berantem gara-gara aku.” Aku mencoba menjelaskan pada mereka. Tomy langsung pergi gitu aja. Aku dan Angga saling berpandangan. “Kamu harus minta maaf sama Tomy. Aku nggak pengen ada kesalah pahaman diantara kita bertiga.” Aku menyuruh Angga minta maaf. “Maafin aku udah emosi.” Angga menyesal. “Ya aku maafin.” Jawabku singkat.

Esok hari disekolah, aku menemui Tomy untuk membicarakan masalah yang kemarin. Angga ternyata udah minta maaf tapi Tomy nggak maafin Angga. “Kenapa kamu nggak maafin Angga? Kalian sahabatkan?” Aku mencoba untuk meluruskan masalah ini. “Dia itu nggak pernah berubah. Tetep pencemburu. Aku nggak bisa dengan mudah maafin dia.” Kata Tomy lalu pergi meninggalkan aku sendiri dikantin. Aku udah bingung banget. Mungkin lama kelamaan Tomy juga bakal maafin Angga.

* * * * *

Satu bulan sudah peristiwa itu terjadi, namun Angga dan Tomy tetap nggak ngobrol satu sama lain. Aku jadi nggak enak sama mereka. Belum lagi habis ini aku harus pindah tempat kursus soalnya aku ada bimbingan belajar yang jadwalnya sama kayak jadawal kursusku. Aku sibuk banget sama tugas sekolahku. Sampai-sampai aku lupa kalau seharusnya aku jawab pertanyaan Angga. Aku terima dia sebagai cowokku atau nggak. Ketika aku sadar akan batas waktu tiga bulan itu habis, Angga malah menghilang dari hidupku. Aku telepon Angga nggak pernah diangkat. Mungkin dia udah marah banget sama aku soalnya aku lupa nepatin janji dan aku juga membuat persahabatan Tomy dan Angga jadi kacau. Aku coba menjelaskan dan minta maaf lewat sms, namun Angga nggak mau memaafkan aku. “Mungkin dia lagi emosi banget.” Fikirku. Aku memang begok banget sampai lupa batas waktu itu. Lalu aku memutuskan untuk menghilang dari hidupnya sementara waktu.

Hampir lima bulan berlalu setelah peristiwa itu, aku mencoba untuk muncul kembali dalam kehidupan Angga. Aku mulai sms dia dan minta maaf atas semua kesalahanku. Namun Angga tetap nggak maafin aku. Dia malah bilang “Kamu nggak nepatin janji dan sudah merusak persahabatan antara aku dan Tomy. Kamu mau dimaafin? Kasih virgin kamu!!!” Begitu sakit hatiku membaca sms itu. Angga yang aku kenal nggak seperti ini. “Sebegitu besarnyakah rasa kebencianmu ke aku? Apa nggak ada cara lain?” Ku balas sms Angga dengan hati yang hacur. “Nggak ada cara lain!” Angga membalas. “Kamu berubah. Apa gara-gara aku? Aku minta maaf.” Ku balas sms Angga dengan penuh sesal akan apa yang telah kulakukan. “Ini semua gara-gara kamu. Kamu mau dimaafin ya itu syaratnya! Nggak mungkin kamu mau ngasih virgin kamu!” sms Angga sangat membuatku kecewa. Aku bigung. Apa yang harus kulakukan? Aku menceritakan hal ini pada Ify. “dia tetep aja susah maafin orang. Dasar cowok brengsek! Kamu jangan mau ngasih virgin kamu hanya untuk mendapatkan maaf dari dia!” Ify begitu emosi. Aku bingung banget harus melakukan apa.

Ketika malam telah larut dan kubaringan tubuhku, tiba-tiba terlintas dalam fikiranku untuk menerima syarat Angga. Kuambil Hpku dan ku sms dia. “Ok aku mau ngelakuin syarat itu. Kapan kita ketemu?” Aku nekat mengirim sms itu. Firasatku bilang kalau Angga nggak akan mengambil keperawananku. “Besok jam delapan malam di hotel Gambir. Jangan cerita tentang hal ini ke Tomy atau yang lain.” Angga membalas smsku. Aku harus menanggung resiko.

Aku menceritakan rencanaku ke Ify esok paginya. “Apa? Kamu mau ngelakuin hal itu? Tapi itu konyol.” Ify begitu khawatir. “Aku yakin Angga nggak akan bisa ngambil keperawananku.” Aku optimis. “Aku nggak ngerti jalan fikiran kamu. Kamu itu begok banget sih. Hanya karena ingin dimaafkan, kamu sampai ngelakuin hal itu?” Ify bener-bener bingung dan emosi. Kami saling berpandangan. “Aku percaya sama Angga. Kata hatiku bilang kalau Angga nggak akan ngelakuin hal itu.” Aku meyakinkan Ify. “Terserah kamu kalau kamu mau nurutin kata hati. Yang penting aku udah ngasih pendapat. Jaga diri kamu.” Ify mengkhawatirkan aku.

* * * * *

Malam ini aku berangkat dengan jantung berdebar. Apakah Angga akan begitu tega mengambil keperawananku? Tapi Angga nggak mungkin melakukan hal itu. Aku melangkah masuk menuju hotel. Aku mulai mengetuk pintu kamar hotel.

“Ternyata kamu menepati janji kamu.” Kata Angga sambil tersenyum sinis. “Ya aku udah dateng. Aku nggak nyangka kamu sekejam ini sama aku.” Aku menangis. Angga hanya terdiam dan bingung. “Kenapa kamu diam? Ayo lakukan biar kamu puas dan mau maafin aku. Ayo lakukan!!!” Aku berteriak sambil menangis dan menarik tangannya kedadaku. Air mataku tumpah. Angga begitu bingung tentang apa yang akan dia lakukan. Angga nggak bisa bohong kalau sebenarnya dia masih sayang sama Cinta. Dia juga nggak tega kalau harus mengambil keperawanan orang yang sangat dia cintai. Lalu Angga melepaskan tangannya dan mengusap air mataku. “Aku nggak ngerti sama kamu. Kenapa kamu mau melakukan apa yang aku minta?“ Angga menatapku. “Itu karena aku nggak tahu lagi gimana caranya dan aku yakin kamu nggak akan melakukan hal itu sama aku.” Aku bicara sambil menangis. ”Aku nggak akan tega sama kamu. Aku masih sayang sama kamu.” Ucap Angga sambil memelukku dengan penuh kasih sayang. “Aku percaya sama kamu. Kamu nggak akan ngambil keperawanan aku.Aku juga sayang sama kamu.” Aku menangis dalam pelukan Angga. Aku merasakan perasaan Angga yang penuh kasih sayang. “Aku nggak akan mengulangi kesalahanku dan aku nggak ingin kehilangan orang yang paling ku sayang.” Kataku sambil menatap wajahnya yang manis. “Aku juga nggak penegn kehilangan seseorang yang menyayangiku dengan tulus. Maafkan aku udah meminta hal itu sama kamu.” Angga mentapku denangan rasa menyasal. Kamipun saling memaafkan dan menjalin hubungan dari awal lagi. Kesalan itu nggak akan aku lakukan lagi.

TAMAT

Rabu, 10 September 2008

Sebuah Janji

Jantung ini berdebar kencang, hati ini begitu gelisah. Detik-detik menjelang pengumuman kelulusan telah tiba. Aku mencari-cari namaku di papan pengumuman. Ku teliti satu persatu, mataku kubuka lebar-lebar dan aku menemukan namaku. Fita Wity lulus dengan nilai yang memuaskan. Peringkat 3 dari jumlah siswa program IPA. Aku bahagia banget. Retha sahabatku juga masuk peringkat 5 besar. “Akhirnya aku lulus dengan memuaskan.” Kataku sambil memeluk Retha yang badannya gedhe tapi cantik. “Iya aku juga bahagia.” Retha menagis haru bersamku. Setelah ini rencanya kami berdua akan masuk ke AKBID. Bedanya aku akan melanjutkan studyku ke Yogyakarta, sedangkan Retha di Surabaya. Aku sedih harus berpisah dengan Retha. Retha adalah sahabat yang paling mengerti aku selain Daniel.
Malam ini Daniel menelponku. Entah kenapa setiap aku menerima telepon dari Daniel, hati ini berdebar dan rasanya bahagia banget. Daniel cerita tentang kelulusannya. Kita berdua emang nggak satu sekolah, jadi ya kita saling memberi kabar lewat telepon. Daniel emang bukan termasuk cowok yang otaknya genius. Itulah sebabnya kenapa dia memilih program IPS. Daniel lulus dengan nilai yang cukup baik. Daniel akan melanjutkan study di Surabaya aja, tempatnya lahir sampai dewasa. Dia akan mengambil fakultas ilmu komunikasi. Setahun belakangan kita nggak pernah ketemu. Masing-masing dari kita sibuk mempersiapkan UAN.
Satu hari sebelum keberangkatanku ke Yogyakarta, aku dan Retha menghabiskan waktu bersama keluargaku. Kami semua mengadakan perpisahan di rumah dengan membakar jagung dan ayam. Namun sangat sangat disayangkan, sampai detik inipun Daniel nggak bisa bertemu denganku. Dia dan keluarganya pergi ke Banyuwangi menjenguk neneknya yang sedang sakit. Malam ini adalah malam terakhirku di Surabaya. Retha menemaniku dalam tidurku.
* * * * *
Aku berangkat ke stasiun bersama orang-orang yang aku sayangi. Di perjalanan menuju stasiun, aku hanya terdiam. Disatu sisi aku bahagia sudah mendapatkan apa yang aku idam-idamkan, namun disisi lain aku sedih harus meninggalkan kota yang sudah memberiku banyak kenangan. Kota yang sudah mempertemukanku dengan orang yang begitu menyayangiku. Namun aku harus berkorban untuk mendapatkan cita-citaku.
Sampai di stasiun, aku nggak lihat Daniel. SMS atau telepon darinyapun nggak ada. Mungkin Daniel lupa kalau hari ini aku berangkat. Ayah dan Ibuku berpesan agar aku berhati-hati disana. Dan jangan lupa makan. Emang sih aku suka lupa makan kalau udah keasyikan ngerjain tugas.
Bunyi peluit kereta telah terdengar. Saatnya aku pergi menuju kota tujuanku. Ku tinggalkan Surabaya, kutinggalkan kenangan dan orang yang kusayang demi mengejar impianku. Kulambaikan tangan, kupandang wajah mereka dengan penuh air mata menetes melewati hidungku yang mancung, melewati bibirku yang tipis kemudian jatuh membasahi bajuku.
Tak lama kemudian HP ku berdering. SMS dari Daniel yang udah kutunggu. Isinya adalah “ maaf aq g’ bsa dtang & mngantrmu k stasiun. Aq udh nyusul kmu, tapi telat. Pdhal aq dr Banyuwangi lngsung k stasiun. “ Lalu ku balas smsnya “ g’ apa kok. Aq ngerti. Q kira kmu lupa klo hari ni aq berangkat? “ nggak lama kemudian Daniel membalas smsku. “ Aq nggak akn lupa. Kmu emng cwek yg paling ngerti aq. Maafin aq g’ bisa ad d sampingmu. Smoga kmu sukses ya ^_^ “ Aku bahagia banget ternyata dia nggak lupa sama hari keberangkatanku.
Sebenarnya aku dan Daniel udah kenal sejak SMP. Kami bisa saling mengerti satu sama lain. Terkadang kita saling memuji, terkadang juga kita saling mengejek. Sebenarnya aku nggak pernah merasakan sayang lebih dari sahabat ke Daniel, namun setelah aku lulus SMP aku merasakan hal itu. Entah bagaimana perasaan Daniel ke aku. Aku kangen sama dia. Belum apa-apa udah kangen sama Daniel.
* * * * *
Di Yogyakarta aku tinggal di asrama AKBID tersebut. Aku punya temen sekamar namanya Tia dan Emi. Mereka berdua juga dari Surabaya. Mulai saat ini kamu menjalin persahabatan. Tahun pertamaku kuliah, semuanya berjalan lancar. Meski ku rindu dengan keluarga dan sahabatku, aku tetap tegar dan selalu ceria. Tia dan Emi menganggapku orang yang nggak pernah punya masalah. Nilai-nilai tugasku juga bagus. Kami bertiga suka belajar bareng, jadi nggak heran kalau kita termasuk anak yang pintar dan rajin.
Satu tahun berlalu dengan biasa saja, nothing spesial for my love. Aku masih asyik dengan studyku. Akhir-akhir ini aku dan Daniel jarang kasih kabar. Daniel udah tiga bulan nggak telepon aku. “Kenapa ya Daniel sohibku kok nggak telepon?” Curhatku pada Tia yang lagi baca buku. “Ya mungkin dia sibuk, atau jangan-jangan kmu lupa ngasih tahu nomor barumu itu?” Kata Tia sambil menutup bukunya. “Astaga aku baru inget. Aku lupa ngasih tahu nomor baruku.” Aku panik dan memukul keningku sendiri. Tia hanya tersenyum sedangkan Emi malah tidur pulas detemani boneka dolphinnya. Buru-buru aku menekan nomor teleponnya. Tak lama kemudian nada sambung pribadi ‘menjaga hati’ telah selesai melantun dan kata “Halo” menyapaku. Akupun langsung kaget tiba-tiba suaranya berubah. “Halo, Daniel.” kataku ramah. “Iya ini siapa?” Daniel bertanya. “ Ini Fita.” Jawabku girang. “Hey Fita, kemana aja kamu kok baru ningol?” Daniel menyerbuku dengan pertanyaannya dan terkesan kaget. “Sory aku baru telepon kamu. Aku lupa ngasih tahu nomor baruku. Maklum aku sibuk banget.” Aku menjelaskan dengan hati-hati, takut Daniel marah. Kami berdua ngobrol panjng lebar. Tanpa terasa sudah hampir satu jam kami ngobrol. Lalu kututup telepon dan Daniel berkata “Met tidur ya sayang. Sebut namaku 3 kali maka kamu akan tertidur.” Bercandanya itu masih aja ada. “Iya deh, tapi kok manggilnya sayang?” Aku bingung. “Kamu kan sohibku yanh paling kusayang. Ya udah nggak usah dipikirin. Kamu tidur aja ya bye...” Telepon ditutup tanpa aku balas ucapan apapun. Ku coba unuk tidur, tapi aku nggak bisa tidur karena masih mikirin apa arti kata-kata itu.
* * * * *
Mentari menerangi kamarku sedangkan aku masih tidur berselimut mimpi. Hari ini kuliah kita libur. Tia membangunkanku dari tidurku. Aku segera pergi ke kamar mandi. Lalu sarapan sambil menghirup udara segar. Rencananya kami bertiga akan pergi belanja. Udah lama nggak shopping. Kita terlalu sibuk belajar. Kita besenang-senang di mall. Beli baju, buku dan ice cream. Setelah itu kita main di time zone, itung-itung buat have fun. Kita bertiga udah kayak anak kecil. Sekali-kali nggak apalah.
Malam hari di asrama, kami bertiga buka acara curhat. Tia selama ini jomblo karena dia takut dikhianati. Itulah sebanya kenapa dia cuek sama cowok. Dibalik sikapnya yang tegas dan cuek, ternyata Tia menyimpan trauma cinta yang dalam. Dia ke Yogya juga karena pengen ngelupain masa lalunya itu. Sedangkan Emi, dia dulu murid yang badung. Suka berantem dan akhirnya nggak lulus waktu SMP. Semenjak itu dia sadar dan akhirnya jadilah Emi yang rajin dan nggak badung. “Ternyata masing-masing dari kalian punya masa lalu yang bisa dibilang sedikit suram.” Kataku sambil mengangguk-anggukan kepala dan memeluk bantal mickey mouse. Kemudian HPku berdering. Satu pesan dari Daniel. “Ehm...dari cowoknmya ya...” Emi mengejekku dengan senyum jahilnya. Aku hanya tersenyum bahagia. Sms tu bergambar hati dan bertuliskan “hati ini untukmu selamanya. I M U.” Aku kaget bercampur bahagia. “Daniel nembak aku.” Ceritaku girang. “Daniel sohibmu itu?” Tia kaget. “Udah terima aja Fit.” Kata Emi. Lalu ku balas smsnya “kmu bercanda kan?” Ku kurim sms itu. Nggak lama kemudian Daniel menelponku dan bilang “Aku serius. Untuk hal ini aku nggak bercanda. Kamu mau kan jadi cewekku?” Daniel bener-bener serius. Aku nggak pernag denger Daniel ngomong seserius ini. Sejenek ku berfikir dan ku jawab “Kata-kata itu yang udah kutunggu dari dulu. Aku baru sadar kalau aku ternyata sayang lebih dari sekedar sahabat setelah kita lama nggak ketemu.” Aku menjawab dan dengan begitu hatiku jadi lega. “Jadi kamu menerimaku?” Kata Daniel nggak nyangka. “Iya.” jawabku sambil tersenyum. Tia dan Emipun ikut tersenyum. “Thanks ya Fit. Aku lega udah ngungkapin perasaan yang udah lama ku pendam.” Malam ini adalah malam yang bersejarah. Aku nggak menyangka kalau aku jadian sama Daniel.
Satu hal yang bikin aku kangen dan sayang banget sama dia adalah cara bercandanya dan sikapnya yang kadang sok cuek padahal dia peduli. Malam ini bersama bintang, kilasan masa indahku bersama Daniel muncul dari pikiranku. Kenangan ketika makan malam di restaurant. Saa itu kita berdua lagi ada perpisahan, tepatnya di pilau Bali. Di restaurant tersebut kita nggak dapat tempat duduk. Yang tesisa hanay kursi di pojok pintu. Akhirnya kita makan di situ. Sebenarnya kita berdua lgi nggak enak badan. Kok bisa ya kita sama-sama nggak enak badan? Makanan yang kita makanpun terasa nggak enak. Lalu Daniel mengambil teh hangat untuk diminum. Aku masih ingat kata-katanya “ini teh hangat biar badanmu enakan.” Perhatiannya itu yang membuatku suka. Satu lagi kenangan yang manis adalah saat kita lagi di Sangeh. Sangeh itu tempatnya para monyet, pohonnya besar-besar dan banyak banget. Meski tempat itu nggak seindah objek wisata lain, tapi tempat itu sangat menyenangkan. Jalan setapak kita lewati bersama sambil tertawa dan bercanda. Waktu kita jalan, nggak sengaja kita gendengan tangan dengan mesra. Waktu kita sadar, kita langung melepas gandengan tangan kita dan agak malu gitu deh. Maklum kitakan masih SMP?
Tanpa terasa hari telah larut malam. Anginpun mulai membelai tubuhku. Kenangan itu sesaat menghilang. Ku tutup jendela kamar, bintang pun memberi salam selamat malam. Ku ambil selimut berwarna biru dan akhirnya akutertidur dalam dekapan malam.
* * * * *
Satu tahun sudah hubunganku dan Daniel berjalan. Rasa rindu ini begitu dalam. Ketika libur semester, aku pulang ke Surabaya. Kemudian keluargaku menjemputku di stasiun. Aku bahagia banget bisa bertemu lagi sama orang yang ku sayang. Apa lagi sama masakan mama. Wah aku nggak sabar pengen makan. Kata mama, aku sekarang tambah kurus. Ya nggak apalah itung-itung dietku berhasil. Mama paling nggak suka kalu aku diet. Katanya berat badanku udah proporsional, padahal menurutku badanku itu agak gemuk.
Esok hari Daniel menjemputku untuk ngajak jalan-jalan. Kita pergi ke taman kota. Aku udah lama nggak ketemu Daniel. Saat aku ketemu dia, aku terharu dan tanpa sadar aku memeluknya. Air mata ini jatuh membasahi baju Daniel yang berwarna biru. Setelah pertemuan yang mengharukan itu, kami berdua berangkat.
Cahaya matahari yang hangat menimpa pipiku dan pipi Daniel. kami berdua menikmati pemandangan taman yang hijau dan penuh dengan bunga warna-warni. Persis denga suasana hatiku yang berwarna. Tanganku di gandeng Daniel dan kusandarkan kepalaku ke lengannya. Pagi hari yang romantis. Daniel menceritakan tentang betapa asyiknya kuliah ilmu komunikasi dan betapa tersita waktunya untuk kuliah.
Hari ini Daniel agak berbeda. Dia tampak lebih pendiam dan jarang bicara. Entah kenapa aku merasa ada suatu masalah yang dia sembunyikan. “Daniel kamu kenapa, kok kayaknya ada masalah?” Aku memberanikan diri untuk bertanya. “Kamu yakin ingin tahu?” Daniel berkata dengan wajah serius. “Iya, aku kan cewek kamu?” Jawabku tegas. “Sebelumnya aku minta maaf banget.” Kata Daniel sambil menatapku. “Kenapa minta maaf?” Aku bingung. “Maafin aku. Selama ini aku udan menduakan kamu.” Daniel memegang tanganku. “Apa? Kamu menduakan aku?” Aku kaget bercampur sedih dan aku pergi. “Tunggu... Aku bisa jelasin.” Daniel merengkuh tanganku. Matanya yang sipit memandangku denga pandangan bersalah. Aku hanya terdiam dan air mataku berlinang. “Aku begini karena kau ngerasa sendiri dan ngerasa kamu nggak ada disaat aku pengen kamu ada disampingku?” Daniel mencoba menjelaskan dan dia menyibakkan rambut panjangku yang menutupi mataku. “Tapi kamu ngerti aku dong. Aku di sana nggak lama.” Aku sedikit emosi. “Iya aku tahu aku salah. Sekarang terserah kamu. Aku siap nerima apapun keputusan darimu wity.” Aku melihat kejujuran dalam diri Daniel sinar matanya nggak bisa bohong. “Aku juga minta maaf karena nggak ada di saat kamu butuh. Aku ingin kamu tahu kalau aku sayang banget sama kamu. Aku rela diduain, tapi jangan jangan tinggalin aku.” Air mataku masih terus berlinang. Daniel memelukku dan berkata “Kamu cewek yang baik. Maafkan aku.” Aku tahu Daniel butu seseorang disampingnya. Seseorang yang melakukan sesuatu untuknya. Selama ini aku hanya bisa menelponnya dan sesekali mengiriminya hadiah. Aku nggak pernah ada disampingnya. Maka dari itu dia butuh seseorang disampingnya.
Aku menahan rasa perih ini. Aku begitu menyayanginya dan mengharapkannya. Daniel adalah laki-laki yang tampan, humoris, dan perhatian. Jadi nggak heran kalau banyak cewek yang suka sama dia. Malam hari Daniel menelponku “Aku nggak pernah nemuin cewek kayak kamu. Mungkin aku salah udah menduakan kamu wityku.” Daniel mencoba menjelaskan. “Mungkin aku yang salah karena mencintai orang sepertimu.” Jawabku lemas. “Cinta itu nggak salah.” Kata Daniel datar. Sesaat hening. “Besok malam aku ngajak kamu ketemu sama cewekku yang namanya Arin untuk menjelaskan semua ini.” Kata Daniel tiba-tiba. “Aku tunggu.” Lagi-lagi aku menjawab dengan nada datar. “Aku sadar begitu besarnya cinta untukku. Thanks juga buat kue kejunya, enak banget.” Daniel mencoba mencairkan suasana.
Keesokan harinya, pukul tujuh malam Daniel mejemputku. Kita ke restaurant seafood. Daniel menghiburku dengan bilang aku cantik kalua nggak cemberut aja, nanti kayak nenek lampir lho. Aku hanya tersenyum sensi. Makanan yang kita pesan pun datang. Hampir selesai makan, Arin datang dan terlihat bingung. “Siapa dia Dan? Terus apa maksudnya ini?” Arin terlihat emosi. “Duduk dulu Rin aku akan jelasin.” Arin pun duduk. “Begini,sebelumnya aku minta maaf. Aku udah menduakan kalian berdua.” Daniel bicara sambil memandang Arin. “Kamu menduakan aku? Aku nggak nyangka kamu kayak gini! Dasar playboy!” Arin marah dan ninggalin kita berdua. Sebelum dia pergi jauh dia bilang ke aku “Kamu jangan mau diduain sama dia.” Mungkin hati Arin begitu sakit. Sama seperti yang kurasakan. Namun pada akhirnya Daniel memilihku. Perasaanku campur aduk.
Esok pagi Retha datang kerumah dan aku begitu terkejut. Aku seneng banget bisa ketemu lagi sama Retha. Aku menceritakan tentang kejadian itu. Retha langsung terkejut dan nggak setuju kalau aku diduain Daniel. “Aku ngerasa dia itu belahan jiwaku.” Aku berusaha membela diri. “Aku nggak ngerti sama jalan pikiranmu. Udah jelas dia nyakiti kamu dan Arin, kamu masih aja membela dia?” Retha sedikit emosi. Aku hanya diam kemudian air mataku berlinang. “Ya udahlah Fit itu adalah pilihanmu. Aku hanya ingin kamu bahagia.” Retha menenangkanku.
Esok pagi aku kembali ke Yogya. Daniel memberiku satu kecupan dikening sebagai tanda perpisahan. Ini adalah pertama alinya Daniel menciumku. Aku bisa merasakan kalau ternyata dia sayang banget sama kau. Daniel juga memberiku gantungan kunci minie mouse sedangkan dia menyimpan gantungan kunci mickey mouse.
* * * * *
Tiga tahun aku menuntut ilmu dan tiba saatnya ujian akhir. Kita bertiga sibuk mempersipakan skripsi sampai-sampai kita bergdang. Perjuangan kita nggak sia-sia. Kita bertiga lulus dan berhasil dapat nilai yang tinggi. Kedua orang tuaku sangat bangga dengan apa yang udah kucapai. “Aku nggak akan lupa sama kalian.” Kataku pada Tia dan Emi saat kita berpisah. “Nanti kalau kalian udah di Surabaya, main ya ke rumahku.” Kata Tia dengan mata berkaca-kaca. “OK” kataku dan Emi. Kita bertiga berpelukan.
Aku kembali ke Surabaya. Aku akan bekerja di Surabaya dan yang nggak kalah penting adalah aku bisa ada disamping Daniel. Dia nggak akan kesepian lagi. Mamanya Daniel seneng banget sama aku. Mamanya pengen ketemu sama aku. Maklum selama ini kita cuma ngobrol lewat telepon.
Daniel mengajakku ketemu sama kedua orangtuanya. Ketika ketemu, mamanya Daniel bilang kalau aku ini lebih cantik dari pada yang ada di foto. Makan malam di rumah Daniel begitu nyaman. Setelah makan, Daniel mengajakku ke taman belakang rumahnya. Dia bilang ke aku “wity aku pengen banget kamu jadi yang pertama dan yang terakhir.” Saat itu bintang bersinar terang di langit malam. “Aku juga demikian. Kamu adalah pacar pertama dan kalau bisa yang terakhir. Bersama sampai tua.” Jawabku bahagia. Kita berdua tersenyum. Itulah janji kita, bersama salamanya sampai akhir usia.

THE END

Senin, 08 September 2008

My Web

Image by Cool Text: Logo and Button Generator - Create Your Own

Hal yang terlarang bagi wanita

1. Larangan Berpakaian Tipis

Saat ini banyak para wanita yang berpakaian tetapi sebenarnya telanjang. Wanita memang berpakaian, menutup tubuhnya dengan kain namun serba tipis atau berpakaian tebal namun memperlihatkan lekuk tubuhnya. Dialah wanita yang tidak merasa malu.
Hadist Rosul yang menceritakan tenteng munculnya dua jenis manusia, yakni laki-laki yang dholim dan wanita yang berpakaian tetapi sebenarnya telanjang.

2. Larangan Memakai Parfum Berlebihan

Agama Islam melarang para wanita yang keluar rumah memakai parfum yang mencolok. Larangan ini bertujuan agar lelaki yang bukan muhrimnya tidak bangkit syahwatnya manakala menjumpai wanita.
Rosululloh bersabda:
" Jika seorang wanita lewat di sebuah majelis dengan menebarkan aroma yang menusuk, maka ia adalah wanita pezina." (al-Hadist)

"Wanita-wanita manapun yang memakai wangi-wangian asap, maka janganlah sholat bersama kami (hingga) isya' berakhir."
(HR. Muslim)

3. Larangan menyerupai laki-laki

Rosulullah SAW melaknat lelaki yang sengaja menyerupai wanita, ataupun sebaliknya wanita menyerupai laki-laki. Pada zaman sekarang banyak model pakaian wanita menyerupai model pakaian laki-laki seperti hem, sepatu.
Rosulullah bersabda :
" Tiga golongan yang Allah tidak akan melihat mereka kelak di hari kiamat : orang yang durhaka pada orang tua, peminum khamer, dan yang mengharapkan (balasan yang lebih) atas pemberiannya. Dan tiga golongan tidak akan masuk surga adalah orang yang durhaka pada kedua orang tuanya, orang yang membiarkan kemunkaran di dalam keluarganya dan perempuan yang menyerupai laki-laki."

Kamis, 28 Agustus 2008

Cowok Pinter Tapi...

Terlihat di kejauhan Tiyar sedang memparkir jupiter mx nya yangberwarna merah. Aku sering sekali memperhatikan kelakuannya.
Setiap hari Tiyar nggak pernah terlambat datang ke sekolah. Bel tanda istirahat telah berdering. Aku, Ana dan Tina bergegas menuju kantin. Kita pengen makan bakso. Tau nggak sih kalau kita itu punya selera yang berbeda-beda. Ana suka bakso yang supeeerrr pedas. Tina suka bakso yang di kasih kecap dan sedikit sambal. Tina nggak suka saus sama kayak aku. Aku juga nggak suka saus. Selain itu aku juga nggak suka pedas. Ya maklumah namanya juga manusia pasti punya kesamaan dan ketidak samaan. “Tiyar itu pintar, tapi nggak mau bagi-bagi ilmu. Aku jadi BT banget sama dia.” Ana bicara pada kami sambil meminum teh manisnya. “Udahlah ngapain sih mikirin Tiyar yang pelit dan jutek kayak gitu? Mendingan mikirin Tomy. Udah ganteng, pinter, baik pula.” Jawab Tina sambil tersenyum membayangkan sosok Tomy. “Ya iyalah. Mending juga Tomy dari pada Tiyar. Tapi aku nggak ngerti deh kok bisa ya Tomy berteman baik sama Tiyar yang super ngeBT’in?” Kata Ana sensi. “Kalian kok malah ngejelekin Tiyar terus? Emangnya dia itu nggak punya sisi baik ya?” Aku membela. “Ngapain sih Nis kamu ngebalain Tiyar yang tampang aja pas-pasan dan jutek gitu?” Ana berkata dengan nada agak tinggi. “Aku tau dia kayak gitu, tapi setiap manusia punya sisi buruk dan sisi baik kan? Dan aku yakin di balik sikapnya yang begitu, dia pasti punya sisi yang baik dalam dirinya.” Aku meyakinkan sahabat-sahabatku. Sahabat-sahabatku hanya menatap ku bingung. Mereka seperti nggak percaya kalau aku bisa ngomong kayak gitu tadi.
Ketika bel pulang berdering, aku langsung pulang soalnya aku ada janji sama Mama mau pergi belanja. “Aku duluan ya girls? Bye...?” aku langsung menuju pintu gerbang. “An sekarang kok Nisa berubah ya, jadi lebih bersikap dewasa.” Tina memulai pembicaraan sambil berjalan pulang. “Ya itu kan merupakan kemajuan yang bagus. Selama ini dia hanya bisa mengolok-olok temannya saja, walaupun temannya itu emang pantes buat diolok-olok.” Jawab Tina. “Iya juga sih. Padahal dia dulu itu kalau ketemu sama Tiyar pasti bawaannya marah terus. Tapi serkarang dia malah ngebalain Tiyar? Aku jadi nggak ngerti deh sama sikap Nisa?” sambil menyibakkan rambutnya yang panjang. “Jangan-jangan Nisa suka sama Tiyar?” Tina menebak dengan asal. “Jangan ngaco deh. Nggak mungkin Nisa suka sama Tiyar. Kalau ketemu aja udah kayak harimau yang berebut makanan? Bisa jungkir balik nih dunia kalau mereka sampai jadian?” Ana mengungkapkan pendapatnya panjang lebar. Lalu mereka memutuskan untuk menanyakan hal itu lain kali.
* * * * *
Setelah aku jalan-jalan sama Mama, aku langsung tidur. Aku capek banget. Waktu jalan-jalan, aku juga beli coklat buat di bagikan ke temen-temen. Rencananya sih aku juga pengen ngasih Tiyar coklat. Aku sendiri juga bingung. Kenapa aku bisa suka sama cowok kayak Tiyar? Padahal masih banyak cowok pinter dan cakep yang naksir sama aku. Aku malah naksir sama Tiyar yang tampang aja pas-pasan tapi otaknya encer. Dulu aku sering banget ngritik dia. Soal gaya pakainnya, nada bicaranya yang kasar, dan banyak banget deh. Sampe-sampe aku pernah bilang ke diriku sendiri kalau aku nggak mungkin suka sama cowok kayak gitu. Ternyata sekarang aku dibuatnya tergila-gila. Sahabat-sahabatkupun nggak tahu kalau aku naksir dia. Ternyata omongan bisa jadi bomerang. Awalnya benci bisa jadi suka. Awalnya suka tapi jadi benci. Ya beginilah hidup. Kita nggak tahu apa yang terjadi nantinya pada kehidupan kita.
* * * * *
“Hi friend. Coba lihat aku bawa apaan buat kalian?” Kataku saat aku baru sampai di kelas. “Wah pasti makanan ya...” Kata Tina menebak. “Bener banget. Ini coklat buat kalian.” Aku membagikan coklat pada sahabat dan juga temen-temenku. “Thanks ya, tapi ada acara apaan nih?” Ana bertanya dengan penasaran. “Nggak ada acara apa-apa kok. Aku hanya sekedar pengen berbagi aja.” Aku berkata panjang lebar sambil melihat bangkunya Tiyar. Dia belum juga datang. Nggak biasanya dia terlambat. Aku putuskan untuk ngasih dia coklat pada waktu istirahat aja.
Saat istirahat, “Tiyar ini ada coklat buat kamu. Tinggal kamu aja yang belum kebagian.” Aku ngasih dia coklat yang agak beda dari yang lainnya dan berharap dia mau menerima itu. Tiyar menerima coklatku, tapi matanya maupun wajahnya sama sekali nggak ngelihat aku. Dia juga nggak bilang satu katapun. Belum juga aku pergi jauh, tapi Tiyar udah bikin aku sakit hati. Coklat yang aku kasih ternyata malah di kasihkan ke teman yang lain. Dan yang paling bikin aku jengkel adalah saat dia bilang ke temanku “Kamu mau coklat ini. Ambil aja aku nggak suka.” Tiyar kira aku nggak tahu apa yang dia omongin. Saat itu hatiku bener-bener hancur. Tega banget Tiyar ngelakuin ini sama aku. Emang segitu bencinyakah Tiyar sama aku? Saat aku menceritakan hal ini pada kedua sahabatku, Ana langsung emosi. “Dasar cowok nggak tahu di untung! Emangnya dia siapa, sok banget. Ganteng aja nggak, tajir aja nggak?” Ana begitu emosi dan ingin segera menuju kelas untuk nonjok Tiyar. Aku mengahalangi niat Ana yang begitu brutal. “Udah nggak usah emosi. Mendingan kita cari cara lain untuk mengetahui kenapa Tiyar ngelakuin itu.” Tina berkata dengan bijak. Hening sesaat. “Gimana kalau aku yang ngasih coklat ke Tiyar. Kalau dia terima itu dariku, berarti dia emang sebel sama Anis. Tapi kalau dia nolak, itu berarti dia nggak suka coklat.” Ana punya usulan yang begitu cemerlang. “Masak alasan nolaknya sesimpel itu? Lagian dia kan bisa bilang dengan halus dan nggak nyakitin perasaan cewek!” Kata Ana agak sewot. “Kalau gitu kita harus ngelakuin hal itu berulang kali. Tiga sampe empat kali kalau perlu.” Tina mencoba ngasih solusi. “Terus kalau kita udah ngasih, tapi ditolak semua gimana?” Aku ganti bertanya. “Itu berarti dia nggak pantas kita sebut sebagai teman.” Tina menjawab dengan lugas. “Yup bener banget.” Ana setuju dengan pendapat Tina. “Terus kalau misalnya dia nerima coklat dari salah satu diantara kita, berarti apa dong?” Aku tetap saja bingung. “Itu berarti dia suka sama yang ngasih coklat itu dan Tiyar beranggapan kalau orang itu pentes buat dijadikan teman.” Tina mencoba menjawab sekenanya. “Udah jangan banyak komentar. Kita buktikan aja dulu.” Ana mencoba menyudahi pembicaraan kita yang mulai ribet.
Satu minggu kemudian, kita mulai menjalankan rencana kita. Tina ngasih coklat yang sama ke Tiyar. Hasilnya sama saja. Coklat itu DI TOLAK. Waktu Tina yang ngasih, coklat itu langsung aja di taruh ke bangku temennya. Tanpa kata yang menyakitkan hati. Rencana ini nggak berhasil. “Kalau gitu tinggal Ana yang harus ngelakuin ini.” Kata Tina ketika kami lagi ada di taman belakang sekolah. “Tapi ngapain sih kita repot-repot ngelakuin hal yang nggak penting kayak gini?” Pertanyaan Ana membuatku sedikit kaget. Haruskah aku menjawab yang sejujurnya? Aku begitu bingung. “Ya untuk membuktikan bagaimana wataknya yang sebenarnya.” Tina mencoba menjawab. Untung aja Tina yang jawab duluan. “Terus kalau kita sudah tahu sikap dan wataknya, kita mau ngapain?” Ana melontarkan pertanyaan yang membuatku bingung. Sejenak kami terdiam. Lalu aku berkata “Aku pengen manjadikannya sebagai anggota gank kita.” Jawabku tiba-tiba. “What... nggak salah?” Tina dan Ana kaget sampai-sampai mereka menatapku dengan mata melotot. “Emang salah kalau aku pengen bersahabat dengan dia?” Aku membela. “Udah tau dia sebel sama kamu, kenapa kamu masih ngotot.” Ana sebal. “Ya aku pengen aja mengenal dia lebih jauh. Manusia kan punya perasaan jadi nggak mungkin kalau Tiyar itu jahat.” Aku mencoba memberi pengertian. “Aku nggak percaya sama alasan kamu. Kamu pasti punya perasaan khusus ke Tiyar.” Tiba-tiba Ana berkata dengan nada seperti menuduh. “Perasaan khusus?” Aku kaget. “Kamu harus cerita apa yang sebenarnya terjadi Nis.” Tina mencoba untuk berkata halus. “Ok. Aku akan bilang ke kalian semua. Aku suka Tiyar dan aku pengen tau gimana perasaan dia ke aku. Mangkanya aku ngelakuin ini semua.” Aku mengatakan apa yang telah menjadi rahasiaku selama ini. “Jadi bener kamu suka sama Tiyar?” Ana berkata sambil melipat kedua tangannya ke dada. “Maafkan aku. Aku nggak jujur sama kalian, tapi aku ngelakuin ini karena aku takut kalian mengejekku.” Aku menjelaskan panjang lebar dan bersedih. “Kita nggak akan ngejek kamu. Perasaan suka emang datang dengan sendirinya.” Tina mencoba menghibur. “Tapi, Nis katanya kamu nggak akan pernah suka sama sama Tiyar, kok sekarang kamu jadi gini sih?” Ana terlihat kesal dan kecewa. “Maafkan aku, tapi apa yang Tina bilang itu bener. Rasa suka dateng tanpa tau siapa yang akan kita sukai.” Aku merasa bersalah banget sama sahabatku. “Udahlah An maafin aja Nisa. Kitakan sahabatan udah lama. Masak sih bertengkar cuma gara-gara ini doang?” Tina menenangkan Ana. “Ya udahlah. Lagipula aku nggak bisa ngelarang siapapun untuk suka sama orang lain.” Tina berhasil membujuk Ana. “Jadi kalian maukan maafin aku?” Butiran air mata membasahi hidungku yang mancung lalu jatuh membasahi bibir mungilku. Kami saling memaafkan dan berpelukan. Sahabat-sahabatkupun sekarang tahu kalau aku suka sama Tiyar.
* * * * *
Beberapa hari kemudian Ana bagi-bagi mkanan. Kali ini Ana bawa kue coklat. Ana juga ngasih Tiyar kue. Waktu Ana ngasih kue, kue itu diterima, tapi ya seperti biasa nggak bilang terima kasih. Itu kue malah dikasih ke Tomy. Tomy bilang kue coklat buatan Ana enek banget. Rugi kalau nggak nyobain. Tiyar sama sekali nggak peduli. “Kamu kenapa Yar kok kayaknya kamu sebel sama mereka.” Ketika di bangku Tomy bertanya dengan penasaran. “Aku nggak suka sama mereka terutama Nisa. Dia udah ngejek aku didepan temen-temen. Kamu tahu itu kan?” Tiyar mencoba menjelaskan dengan menahan emosi. “Itu kan dulu Yar. Sekarang Nisa udah nggak ngejek kamu kan? Walaupun kamu belum juga berubah.” Tomy berkata dengan apa adanya. “Aku ya seperti ini. Susah buatku untuk berubah dan aku nggak suka dengan cara Nisa yang mengejekku.” Tiyar sebel dan meninggalkan Tomy.
Aku nggak sengaja mendegar percakapan mereka berdua. Aku sedih banget. Sepertinya aku udah nggak punya harapan untuk bisa deket sama Tiyar. Aku tahu aku emang salah tapi kenapa dia nggak ngasih aku kesempatan? Aku akhirnya pergi ke taman belakang sekolah dan aku menangis. Ana dan Tina tiba-tiba menghampiriku yang sedang duduk dibawah pohon mangga. “Lho Nis kamu kenapa nangis?” Tina panik. “Gara-gara Tiyar ya. Keterlaluan banget sih dia.” Ana sebel dan pergi menemui Tiyar. “An jangan. Mendingan kita dengerin dulu penjelasan Nisa.” Tina mengejar Ana. Merekapun mendengarkan ceritaku. “Aku emang salah udah memperlakukan Tiyar dulu. Mungkin ini yang aku terima atas perbuatanku. “ Aku sedih. “Cara kamu mungkin terbilang aneh, tapi kenpa sih dia mesti ngelakuin hal ini ke kamu?” Ana tetep aja sebel. “Aku pengen minta maaf ke dia, tapi setiap aku pengen ngomong dia terkesan nggak mau ngobrol sama aku.” Nisa menjadi begitu pasrah. “Kamu nggak usah sedih. Nanti kita bantu kamu buat minta maaf ke dia.” Ina mencoba memberiku solusi. “Kamu nggak usah nangis hanya karena Tiyar. Aku mau kekelas dulu.” Ana pergi ninggalin mereka berdua.
Ana pergi mencari Tiyar. Dia nggak ada di kelas atau di perpustakaan. Ternyata dia ada di kantin. “Tiyar aku pengen ngomong sama kamu.” Ana memasang wajah serius dan mengajaknya di tempat yang sedikit sepi. “Ngomong aja.” Jawab Tiyar dengan dingin. “Nisa sedih gara-gara kamu.” Ana marah. “Aku? Emang kenapa?” masih saja menjawab dengan dingin. “Dia itu sekarang udah berubah. Dia pengen baik sama kamu. Dia itu selalu belain kamu kalau kamu dijelek-jelekin sama orang lain. Tapi ternyata kamu malah menyakiti hatinya...!!!” memasang wajah penuh marah. “Itu karena dia udah nyakiti hatiku dan dia nggak pernah minta maaf.” Tiyar jengkel dan meninggalkan Ana. Tapi Ana segera mengejar Tiyar. “Asal kamu tahu, dia bingung gimana caranya minta maaf ke kamu. Kamu diajakin ngomong aja kasar dan nyuekin dia.” Ana berhasil mengejar Tiyar. Mereka berdua menghentikan langkah. Tiyar menatap Ana dengan pandangan yang berbeda. Tatapannya seperti tak percaya.
Setelah kejadian itu, Tiyar menjadi sedikit lebih baik. Dia sadar kalau ternyata sikapnya selama ini membuat Nisa jadi nggak berani minta maaf. Pulang sekolah Nisa bertemu Tiyar. Nggak biasanya Tiyar nyapa Nisa. “Pulang sendiri Nis?” Tiyar menyapaku saat di pintu gerbang. “Iya.” Aku menjawab dengan bingung. “Pulang bareng yuk.” Tiyar mengajakku pulang. Aku bener-bener nggak nyangka. “Boleh.” Aku menjawab dengan singkat. Aku nggak habis fikir kalau Tiyar jadi baik. Apa dia udah maafin aku ya? Sepanjang perjalanan kami terdiam. Aku nggak tahan kalau harus diem. “Yar maafin aku udah bikin kamu malu dan jadi sebel sama aku.” Di atas Jupiter Mx-nya aku mencoba memberanikan diri untuk bicara. “Aku udah nunggu permintaan maaf kamu. Lagi pula kamu udah baik sama aku. Jadi nggak ada salahnya kalau sekarang aku baik sama kamu.” Nada bicaranya menjadi lebi baik. “Thanks ya. Aku tahu kalau kamu itu pasti punya sisi baik.” Aku bahagia banget bisa mendapatkan maaf dari Tiyar. “Hati-hati ya Nis?” Tiyar bilang hati-hati saat aku udah nyampe di depan rumah. “Seharusnya aku yang bilang hati-hati.” Aku tersenyum pada Tiyar. Dia juga tersenyum padaku. Aku seneng banget bisa melihat Tiyar yang tersenyum. Dia kalau tersenyum manis banget kayak gula. Aku jadi nggak bisa tidur, kepikiran Tiyar terus. Malam itu diatas tempat tidurku yang berwarna biru baby aku menelfon kedua sahabatku. Merekapun kaget bercampur bahagia. Aku nggak akan pernah ngelupain peristiwa tadi siang.
Hari-hariku pun penuh dengan keceriaan. Aku udah nggak canggung lagi kalau ngobrol sama Tiyar. Yang ada malah rasa deg-degan karena rasa suka. “Yar, Tom kita pengen ngomong sama kalian.” Aku dan sahabat-sahabatku mengajak mereka ke kantin buat ngomong. “Mau ngomong apa?” Tanya Tomy penasaran. “Kita pengen kalian berdua jadi sahabat kita.” Aku menawarkan dengan tersenyum. “Iya maksudnya gabung sama Manggo Gank.” Tina menjelaskan. Tiyar dan Tomy masih berfikir dan terkesan kaget.”Udah jangan kebanyakan mikir.” Kata Ana sambil tersenyum.“ Siapa sih yang nggak mau gabung sama gank yang ceweknya cantik kayak kalian?” Tomy setuju untuk gabung. Kami memandang Tiyar yang masih bingung. “Iya aku juga ikut,” Tiyar memutuskan untuk gabung. Aku bahagia meskipun Tiyar hanya menjadi sahabatku. Sampai sekarang Tiyar nggak pernah tahu kalau aku suka sama dia. Tapi bagiku persahabatan adalah awal dari timbulnya rasa kasih sayang. Kami bergandengan tangan sambil tertawa bahagia.


TAMAT


Oleh : Lay_niez
Aku begitu mengharapkan dirimu oh kasih
Detik-detik kulalui dengan bayangmu
Ku harapkan dirimu selalu menemaniku
Saat ku bahagia dan saat ku sedih
Aku selalu mengharap kedatanganmu
Bersamamu aku bahagia
Bersamamu semangatku selalu bergelora

Kamis, 21 Agustus 2008

Puisi

Lembah Cinta

Tatapan matanya membuatku jatuh
Terperosok ke dalam lembah
Tapi aku tak ingin keluar dari sana
Lembah itu begitu indah
Ku terpesona dengan apa yang ada
Kilauan cahaya menimpa bebatuan
Memantulkan kilauan emas
Bunga warna-warni berterbangan
Tertiup angin sepoi-sepoi
Harumnya membuatku terlena
Tak inginku pergi meninggalkannya
Inginku terus ada di lembah nan indah itu
Lembah yang kusebut sebagai
Lembah penuh cinta dan kasih...



Creted by :
Lay niez

Use this picture.

Graphic lucu...

Emo Comments For Hi5

More Funny Comments

Graphic lucu...

Emo Comments For Hi5

More Funny Comments

Sabtu, 16 Agustus 2008

Aquarium Q

Gambar Animasi

myspace icons